Monday, November 15, 2010

Dosa yg Lebih Besar Dari 1000x Zina

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam
duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya.
Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan
yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidakdapat menghapus kesan kepedihan yang
tengah meruyak hidupnya. Iamelangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah
Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan
dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk
sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata,
"Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan
mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?"
tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya. " jawab wanita
cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka
perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya ......telah berzina."
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun......lantas hamil.
Setelah anak itu lahir, langsung saya........ cekik lehernya sampai......
tewas", ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi musaberapi-api
matanya. Dengan muka berang ia menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu
dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu.
Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh
segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah
Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak
mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang
Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya?
Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak
tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang
Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita
yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar
daripadanya? " Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar
dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh
rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.

"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista
itu?" " Ada
!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa
menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali
berzina
".Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi
untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan
tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu
tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap
remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk
mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali
dosanya dengan
sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah
itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau
menerima kedatangannya.


Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar
dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70
nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga
terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka
selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri
dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu
tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadist
Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk
melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH > Abdurrahman Arroisy)

No comments:

Post a Comment