Saturday, October 30, 2010

Lebih Dekat Melihat Keanehan dan Keunikan Sungai Suci Gangga, India

Bermula membaca sebuah ulasan di forum internet di Cina yang menceritakan pengalaman penulis Thread  Starter (TS) yang belum lama berwisata ke India termasuk ke sungai Gangga yang disucikan oleh umat Hindu, di postingannya TS sangat jijik dan menceritakan betapa joroknya India dimatanya, akhirnya ruanghati.com mengupas lebih dalam tentang hal unik dan aneh yang ada di sungai suci Gangga.
PhotobucketSebuah kuil tak jauh dari tepian sungai Gangga
PhotobucketBagi yang tak biasa akan merasa kurang nyaman berada di India
PhotobucketHewan seperti babi, anjing, sapi dan domba bebas berkeliaran dijalan umum
Semula dia pikir negara paling kotor dan jorok adalah Pakistan atau Bangladesh, akan tetapi apa yang dia lihat di India menjadikannya berkesimpulan Indialah negara paling kotor dan jorok di dunia. Betapa tidak menurut penglihatan secara langsung oleh TS menceritakan bahwa bukan hanya sampah yang bisa dijumpai disana sini melainkan juga kotoran hewan dan manusia serta bau yang tak tertahankan.
Belum lagi kala TS berkunjung ke sungai Gangga yang disucikan dan menjadi legendaris di dunia, banyak hal yang menurutnya sangat tidak bisa dipercaya dimana di sungai suci Gangga yang sering dijadikan tempat mandi, mensucikan diri bahkan airnya untuk diminum terdapat banyak bangkai hewan bahkan mayat manusia mengapung diatasnya. Pemandangan yang sebelumnya tidak pernah dia lihat dibelahan dunia manapun.
Photobucket
Sungai Gangga dijadikan bukan hanya untuk kepentingan ritual melainkan untuk kebutuhan sehari hari mayarakat
PhotobucketMayat mengambang di sungai Gangga sering bisa dijumpai
Apa yang dilihat oleh TS tersebut memang fakta nyata benar adanya, namun kenapa masyarakat India tetap meyakini kesuciannya? Ya jelas karena keyakinan dan agama yang memang harus diimani, tapi bagaiman penjelasan ilmiahnya, berikut kutipan ruanghati.com dari sebuah penjelasan ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan barat mengenai hal-hal aneh yang ada di seputar kejorokan sungai Suci Gangga, yang dikutip ruanghati.com dari situs Parisada Hindu Dharma sebagai berikut,
Memang kenyataan lahiriah, kalau kita datang ketepian sungai Gangga dan Yamuna, akan melihat sendiri airnya sangat keruh, apalagi sedang banjir. Keruh bukan akibat erosi tanah, tapi juga karena abu hasil pembakaran jenasah yang dihanyutkan. Malahan kadang-kadang, bangkai-bangkai manusiapun kita temukan di sana. Mengapa sungai yang disucikan dikotori dengan bangkai-bangkai manusia?” Umat Hindu di jagat ini memiliki filsafat, yang dipercayai kebenarannya.
PhotobucketSalah satu sudut sungai Gangga
Percaya bahwa pada hakekatnya badan kasar manusia itu tak berbeda dengan pakaian. Jika ia sudah robek atau usang, dapat dibuang begitu saja. Badan kasar manusia, terbentuk dari unsur panca maha bhuta, yakni: pertiwi, membentuk tulang-tulang dan daging; apah membentuk segala cairan dalam tubuh; bayu membentuk udara yang diperlukan dalam pernafasan; teja membentuk panas badan dan sinar mata; dan akasa membentuk rambut dan bulu. Unsur-unsur pembentuk badan kasar tersebut, sama dengan unsure kasar tersebut, sama dengan unsur yang membentuk alam sementa ini. Oleh karena itulah, umat Hindu membakar jenazah, yang bertujuan untuk mempercepat proses kembalinya unsur tersebut kepada asalnya, yaitu alam semesta.
Photobucket
Burung pemakan bangkai sedang berada diatas mayat yang mengambang di sungai Gangga
Umat Hindu di India, terutama yang bertempat tinggal disekitar sungai Gangga dan Yamuna, mereka yang mampu, dapat malakukan pembakaran mayat dengan sempurna. Tetapi bagi mereka yang tidak mampu, membakar mayat hanya sampai habis kayu api yang dapat disediakan. Sedangkan tulang-tulang yang belum menjadi abu, dibuang begitu saja ke sungai tersebut. Malahan pada saat terjadinya wabah, yang banyak menimbulkan kematian, sehingga tidak mungkin mempu membakarnya, maka mayat-mayat itu dihanyutkan begitu saja ke Sungai Gangga ataupun Sungai Yamuna. Pada saat seperti inilah, pamandangan di Sungai Gangga, yang penuh dengan bangkai bergelimpangan itu sangat mejijikkan dan mengerikan.
“Mengapa tidak menguburkannya saja, dari pada mayat-mayat itu dihanyutkan ke sungai?” Karena kepercayaan yang sangat dalamlah, mereka memilih menghanyutkan dari pada menguburkannya. Air Sungai Gangga tetap suci, walaupun dikotori dengan bangkai. Kesuciannya laksana bunga teratai yang tumbuh di kolam berlumpur. Walaupun airnya keruh tetapi teratai itu tetap berbunga cemerlang tak ternodai Lumpur sedikit pun.
PhotobucketPemandangan lain dari sudut sungai Gangga
Keanehan-keanehan disekitar sungai Gangga dan Yamuna tersebut, dapat mengundang ahli –ahli ilmu pengetahuan Barat. Para ahli tersebut, biasanya tidak mudah percaya begitu saja. Sebelum kebenarannya dapat dibuktikan secara ilmiah.
Dr. D,Herelle Seorang dokter bangsa Perancis yang terkenal, suatu hari melihat sendiri, mayat-mayat mengambang di Sungai Gangga. Mayat-mayat yang bergelimpangan di sungai itu, merupakan korban-korban keganasan wabah kolera dan desentri. Di hilir tidak jauh dari mayat-mayat yang menjijikkan itu, dilihat pula oleh Dr. D,Herele, orang-orang mandi dengan asyiknya. Malahan diantara mereka ada yang meminum air sungai tanpa merasakan jijik. Tetapi mengapa mereka tidak ketularan kolera dan desentri yang kejam itu? Aneh! Dr. D,Herele, yang tahu betul tentang medis sangat keheranan menyaksikan keajaiban dunia yang satu ini.
Sebagai seorang ilmuwan, dokter Prancis itu terpanggil untuk menyelidikinya. Ia pulang, kemudian mengumpulkan kuman-kuman itu dibawanya ke tepian Sungai Gangga. Dan dicampur dengan air Sungai Gangga yang telah diambilnya dengan gelas. Terkejutlah! Dokter itu keheranan. Ternyata, dalam waktu yang relative singkat, kuman-kuman kolera dan desentri itu mati.

Penyelidikan pun dilanjutkan. Dr. D,Herelle mendekati mayat-mayat yang mengambang di Sungai Gangga. Dengan menggunakan mikroskopnya mulai penyelidikannya yang kedua. Terlihatlah olehnya, ternyata kira-kira setengah meter dari mayat-mayat itu, tak seekor pun kuman desentri dan kolera yang hidup. Dari hasil penyelidikkannya Dr. D,Herelle menyatakan, “suatu mineral yang tak dikenal, yang terkandung oleh air sungai Gangga, bisa membunuh kuman-kuman penyakit”.
Dr. G.E. Nelson, yaitu seorang dokter berkebangsaan Inggris, juga mengadakan penyelidikan. Ia membuktikan, bahwa kapal-kapal yang berlayar dari Calcutta, pelabuhan India paling timur , yang menuju Inggris, mengambil air perbekalannya dari Sungai Hugli. Sungai Hugli, adalah suatu muara Sungai Gangga yang airnya paling kotor. Walau kapal-kapal itu berlayar berbulan-bulan, ternyata air yang dibawanya masih segar, tidak berbau. Sedangkan kapal-kapal yang berlayar dari Inggris menuju India, mengambil air perbekalan dari Pelabuhan Inggris, setelah kapal-kapal itu berlayar selama satu minggu, setibanya di pelabuhan India terbarat, Bombay air perbekalannya sudah berbau busuk, tidak dapat diminum lagi, walaupun air perbekalan itu telah diganti terusan Suez atau di Aden (Laut merah). Dari hasil penyelidikannya itu Dr. G.E. Nelson berpendapat, “Air sungai Gangga, mengandung anasir-ansir, yang tak dikenal, sehingga air itu tahan berbulan-bulan”. Bahkan telah dibuktikan, bahwa air Sungai Gangga itu dapat bertahan bertahun-tahun.
Mayat mengambang dan membusuk kadang menjadi pemandangan yang biasa di sungai Gangga
Mayat mengambang dan membusuk kadang menjadi pemandangan yang biasa di sungai Gangga
Seorang sarjana Amerika yang berasal dari Kanada, Dr. F.G. Harrison, juga mengadakan penyelidikan terhadap keajaiban Sungai Gangga. Setelah melakukan penyelidikan, Ia berkata: “Suatu keajaiban alam yang belum dapat diterangkan. Ternyata, kuman-kuman kolera dan lain-lainnya, mati dengan cepatnya, setelah dalam air sungai Gangga. Anehnya, khasiat pembunuh kuman dari Sungai Gangga itu, akan hilang, jika air itu dimasak. Dan jika air Sungai Gangga dicampur dengan air lain, air sumur diterpian Sungai Gangga sekalipun, dengan seketika kuman-kuman penyakit tidak mati malah akan berkembang biak dengan cepatnya.”
Seorang doter Prancis yang paling laku di negerinya, memilih tinggal di tepi Sungai Gangga. Ia meninggalkan negerinya, setelah mengetahui Khasiat dari Sunga Gangga. Dan kini, ia menjadi sorang sadhu, orang suci Hindu.
Seorang Amerika, yang baru mendapat title dotor dalam filsafat dari Benares Hindu University (BHU) sejak menulis thesisnya, ia meninggalkan asrama walaupun asrama itu mewah. Ia memilih hidup di sebuah perahu, yang mengambang ditepian Sungai Gangga. Kalau ia mandi, tidak pernah memakai sabun. “Percuma”, katanya. Ia percaya bahwa air Sungai Gangga saja sudah membunuh segala kuman yang mungkin ada di badan.



gangga
Photobucket
Jadi, setelah kita mendengar pembutian-pembuktian ini, menganggap wajarlah, bila orang-orang Hindu dari segenap penjuru, datang dan mandi di Sungai Gangga maupun di Sungai Yamuna. Mereka datang, karena terpanggil oleh keistimewaan kedua sungai itu, keistimewaan yang tak ada duanya di dunia ini. Bagi yang belum percaya, walau sudah diadakan penyelidikan-penyelidikan, silahkan datang sendiri ke sana dan mengadakan penyelidikan.


Memang ada beberapa hal di dunia ini yang susah dicerna akal pikiran dan rasio, terutama masalah keyakinan, karena keyakinan dan iman merupakan hasil dari olah spiritual setiap manusia, dan apa yang dirasakan jiwa setiap manusia berbeda, apa yang benar menurut orang belum tentu menurut kita demikian juga sebaliknya, jadi toleransi merupakan hal yang bijak menjembatani hal ini.
Diolah ruanghati.com dari berbagai sumber, Forum BBS China dan Parisada Hindu Dharma

No comments:

Post a Comment